Tegal- Seiring dengan maraknya aksi kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah kelompok Islam didunia Islam, maka radikalisme sering dipahami sebagai paham yang dianut oleh kelompok-kelompok Islam yang diperjuangkan dengan cara kekerasan dan pemaksaan. Mereka biasanya menolak sistem sosial dan politik yang berlaku di masyarakat dan suatu negara yang dianggapya tidak berasal dari Islam, seperti yang dipaparkan oleh Kepala Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, H. Agus Seri, S.Ag dalam acara penyelenggaraan Wawasan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin dan Perspektif Multikultural, Kamis (10/03) di Gedung Arofah Kota Tegal.
Dalam acara tersebut Kepala Seksi Pakis menyampaikan bahwa ada tiga penyebab munculnya radikalisme Islam, yaitu pertama adanya pemahaman bahwa untuk mengubah ajaran/pemahaman masyarakat sampai ke akar-akarnya harus dilakukan kekerasan. Mereka percaya mandat Al-Qur’an untuk amar ma’ruf nahi munkar harus diterapkan secara harfiah, ketat tanpa syarat atau pengecualian. Kedua, adanya anggapan dan penilaian sepihak, bahwa kondisi umat Islam sekarang telah menjadi sekuler, tidak mempraktekkan ajaran Islam secara murni, amoral dan penguasa yang thaghut. Ketiga akibat reaksi dan kebijakan politik barat yang cenderung meminggirkan dan menghancurkan dunia Islam.
Terkait dengan hal tersebut maka beliau menganjurkan kepada seluruh audien yang hadir saat itu untuk selalu waspada terhadap kelompok-kelompok yang akan merusak keharmonisan dalam tatanan kehidupan bersama diantaranya adalah; kelompok yang mengatakan dirinya paling benar, tidak perlu penafsiran ulama tatkala ada perintah dari Al-Qur’an untuk perang dengan tanpa mempertimbangkan situasi sosial yang ada, kemudian dia mengklaim kelompok lain dianggap kafir, menghalalkan kekerasan dan mengatasnamakan Tuhan dalam setiap tindakan, oleh karena itu tugas kita yang paling penting adalah untuk selalu melakukan pencerahan-pencerahan kepada sesama, bahwa agama tidak hanya berisi ajaran perang, tapi juga ajaran kasih sayang, toleransi, dan kewajiban beramal sholeh. (IM)