
Tegal (Humas) – Dalam semangat menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tegal menyelenggarakan kegiatan bertajuk Peaceful Muharram: Lebaran Yatim dan Difabel 2025, sebagai bentuk kepedulian sosial dan keberpihakan terhadap kelompok rentan. Kegiatan ini berlangsung pada awal Muharram 1447 H (04/07/2025) dan diikuti oleh puluhan anak yatim dan penyandang disabilitas dari berbagai wilayah di Kota Tegal.
Acara ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom dan diikuti oleh seluruh jajaran Kemenag se-Indonesia. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian Kementerian Agama terhadap anak-anak yatim dan penyandang disabilitas, dengan harapan menghadirkan kebahagiaan dan kasih sayang di momen lebaran.
Ahmad Muhdzir, Kepala Kankemenag Kota Tegal, secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya, Muhdzir, menegaskan bahwa anak yatim memiliki tempat istimewa dalam ajaran Islam, mengingat Nabi Muhammad SAW pun merupakan seorang yatim.
“Sudah sepatutnya kita peduli terhadap sesama, khususnya kepada anak yatim dan anak difabel. Hari ini menjadi momen penting untuk berbagi kebahagiaan dan menunjukkan kasih sayang kita,” ungkap Muhdzir.
Selain itu, Muhdzir juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan refleksi nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin yang mengajarkan kasih sayang dan empati terhadap sesama.
“Muharram adalah momentum untuk menumbuhkan kesalehan sosial. Melalui Peaceful Muharram, kami ingin membagikan kebahagiaan kepada anak-anak yatim dan saudara-saudara kita yang difabel. Mereka tidak boleh merasa sendiri, negara dan agama hadir bersama mereka,” ujar Muhdzir.
Muhdzir berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk berbagi dan peduli terhadap sesama.
“Mari jadikan tahun baru hijriyah ini sebagai awal yang damai dan penuh harapan, terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian kita,” pungkasnya.
Acara diikuti oleh 39 peserta, dan sebagai bentuk kepedulian sosial, disalurkan santunan kepada 14 anak yatim dan 2 anak difabel yang ada di Kota Tegal. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga menguatkan semangat kebersamaan, empati, dan tanggung jawab sosial yang menjadi bagian penting dari nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan. (evk/arnw)