Tegal-Ramadhan identik dengan semaraknya kegiatan keagamaan. Di banyak tempat, seperti instansi atau lembaga jamak menggelar berbagai kegiatan yang bertema dan bernuansa religi. Ramadhan adalah bulan suci penuh berkah. Selain berpuasa, semua seakan berlomba untuk mengisinya dengan beragam kegiatan keagamaan yang diharapkan mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita.
Selama Ramadhan Kantor Kementerian Agama Kota Tegal menggelar tadarrus al-Qur’an, dilanjutkan shalat jamaah dhuhur dan pengajian. Kegiaan tersebut dilaksanakan di Mushalla Al-Ikhlash Kankemenag Kota Tegal di hari kerja selama Ramadhan. Tadarrus al-Qur’an dilakukan dari pukul 10.00 hingga waktu dhuhur tiba. Setidaknya dua juz setiap hari sehingga di akhir nanti bisa khatam 30 juz. Adapun petugas pembaca dibagi per UPT secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang ada.
Tanpa kecuali seluruh pegawai di lingkungan Kankemenag Kota Tegal wajib mengikuti shalat dhuhur berjamaah dan kultum seusai shalat. Hal ini sejalan dengan perintah dari Kakankemenag H. Nuril Anwar, SH, MH. Dalam sambutan mengawali pengajian Kakankemenag mengintruksikan selama jam istirahat seluruhnya untuk mengikuti kegiatan ini. Selama kegiatan tersebut pelayanan kantor sementara dihentikan dan dibuka kembali setelah kegiatan tersebut atau jam masuk usai istirahat, Kamis (18/06)..
Format pengajian ramadhan tahun tahun tidak lagi berupa kultum/ceramah keagamaan, melainkan dengan kajian kitab. Jika kultum dengan nara sumber yang berganti-ganti, kajian kitab meghadirkan pemateri tunggal hingga hari terakhir pelaksanaan. Adalah Yazid Muttaqin pegawai di Seksi Bimas Islam yang didapuk sebagai nara sumber. Adapun kitab yang dikaji dalam pengajian ini adalah kitab Arbain Nawawi karangan Imam Nawawi al-Bantani.
Kegiatan tersebut akan berjalan hingga hari ke dua puluh Ramadhan. Kecuali hari jumat yang bertepatan dengan pelaksanaan salat Jumat, kegiatan ini ditiadakan. Kegiatan keagamaan ini sudah menjadi tradisi tahunan dalam rangka mengisi bulan yang penuh berkah. Hanya saja ada perubahan format pengajian, dari sebelumnya yang hanya mendengarkan tausiah kini menggunakan kitab sebagai rujukan/materi pengajian. (lil)